Desainer Grafis – Haloo sobat, pasti kalian yang lagi baca postingan ini lagi pada cari kerja ya? Atau nggak cuma kepo saja tentang bagaimana jadi desainer grafis? Emm mungkin ada juga yang pengen jadi desainer grafis kali ya?
Oke disini aku akan sedikit berbagi kisah tentang pengalaman pribadi aku yang sempat bekerja sebagai desainer grafis. Meskipun aku juga belum mastah (master ahli) desain sih. Setidaknya pernah ada pengalaman buat diceritakan hehe.
Mencari kerja itu nggak gampang loh sobat. Pasti kalian juga sudah pada merasakan gimana rasanya mencari loker (lowongan pekerjaan) yang pas dengan kemampuan kita. Apalagi yang belum mempunyai keterampilan dan belum punya pengalaman kerja, sudah jelas pusing banget tuh pasti.
Kalau aku sendiri sih bisa dibilang sudah punya keterampilan (bukannya sombong). Soalnya aku lulusan Sekolah Menengah Kejuruan seperti yang sudah aku ceritakan di artikel sebelumnya. Aku ambil jurusan multimedia dan sedang mendalami bagian desain grafis. Jadi, setelah lulus sekolah aku coba cari lowongan pekerjaan bagian desain grafis sesuai kemampuanku.
Surat Lamaran & CV Tersebar
Ketika masih sekolah aku memang berniat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Aku sudah mengikuti tes SNMPTN dan SBMPTN tapi tidak lolos, belum rezeki mungkin hehe. Jadi aku memutuskan untuk bekerja sembari menunggu 1 tahun kedepan mau mencoba mengikuti tes masuk perguruan tinggi lagi.
Aku coba mencari lowongan pekerjaan bersama sahabatku. Dia juga sama kayak aku, tidak lolos seleksi masuk kampus. Kebetulan sekali waktu itu ada acara Job Fair yang diselenggarakan di kotaku. Di situ ada banyak perusahaan besar dari berbagai kota yang menyediakan lowongan pekerjaan. Kita cobalah datang ke acara tersebut dengan membawa beberapa surat lamaran dan CV.
Dari sekian banyaknya perusahaan, kita hanya minat dengan 1 loker saja. Karena aku dan sahabatku memang tidak pengen kerja di luar kota. Loker yang kita minati itupun sebenarnya tidak sesuai dengan keterampilan yang aku punya. Rasanya gemetar dan bingung karena baru pertama kalinya melamar pekerjaan dan ternyata wawancanya langsung hari itu juga.
Tidak cukup sampai di situ, kita pun masih mencari lowongan pekerjaan lain. Memang sudah tidak begitu yakin sih kalau kita bakal keterima ahaha. Kita menaruh lamaran di tempat yang sekiranya kita bisa melakukan pekerjaan tersebut. Kita menunggu panggilan wawancara sampai beberapa minggu, tapi tidak ada hasil semua.
Di antara lowongan pekerjaan itu semua, memang itu bukan di bidang desain grafis sesuai keterampilanku. Bisa jadi karena hal itu yang menjadikan aku dan sahabatku tidak lolos seleksi dan tak kunjung dapat panggilan wawancara. Akhirnya suatu ketika ada lowongan pekerjaan yang membutuhkan desainer grafis. Kita coba deh datangi tempat tersebut.
Sebenarnya ada sedikit keraguan ketika mau berangkat. Saat itu aku belum terlalu bisa desain, maksudnya kalau desain itu masih butuh waktu yang cukup lama. Sedangkan yang aku tau kalau desainer grafis itu kerjanya di tunggu oleh customer. Pastinya grogi dong kalau gitu. Belum lagi kalau inspirasi / idenya nggak keluar, makin lama desainnya nggak jadi-jadi.
Tapi akhirnya kita mencoba datang, tidak ada yang tau kan rezekinya dimana. Ternyata saat kita datang disambut baik dengan pimpinanannya. Kita hanya interview sedikit dan langsung diterima kerja di tempat tersebut.
Adaptasi Suasana Baru & Orang-Orang Baru
Awal pekan kita mulai bekerja. Kita harus mulai adaptasi di tempat baru, dengan orang-orang baru, suasana baru, dan harus kerja dengan sungguh-sungguh. Tidak seperti di sekolah, mengerjakan tugas bisa diselingi bercanda. Dan yang bikin sedikit susah adaptasi adalah kita harus menyesuaikan diri dengan orang yang umurnya tidak seumuran dengan kita. Bahkan rata-rata lebih tua dari kita.
Saat itu aku dan sahabatku tidak langsung bekerja di bagian desain grafis. Karena ternyata yang dibutuhkan hanya 1 orang dan sudah terisi orang lain. Jadi kita ditempatkan dibagian finishing dulu. Selang waktu sekitar 1 bulan, pegawai bagian desain grafis tersebut resign. Kemudian sahabatku yang disuruh untuk menggantikannya.
Kalau tidak salah 2 bulan kemudian pegawai desain grafis yang satunya resign. Nah, baru aku disuruh untuk menempati bagian desain grafis tersebut menemani sahabatku. Alhamdulillah, akhirnya aku berada di posisi yang aku inginkan.
Desainer Grafis itu Susah-Susah Gampang
Saat itu langsung disuruh desain box makanan, desainnya bebas tidak ditentukan. Pertama kalinya jadi bingung, mau desain sesuka hati tapi takutnya salah. Tapi enaknya di tempat kerjaku kalau ada orderan desain tidak ditunggu oleh customernya, jadi bisa tenang tidak terburu-buru.
Pada awalnya masih banyak kesalahan, sampai dimarahi juga pernah. Tapi untungnya aku tipe anak yang kalau dimarahi nggak gampang dimasukin perasaan. Jadi aku berusaha terus agar lebih teliti dan sebisa mungkin tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Dengan seiringnya waktu, aku jadi lebih lancar desainnya. Lebih banyak ide-ide baru yang muncul, itu juga karena seringnya mencari referensi desain. Kalau menurut saya, mendesain itu jadi gampang karena seringnya kita berlatih.
Namun ketika itu temanku resign dari kerjaan karena ada suatu masalah. Mau nggak mau aku harus desain sendirian. Sebenarnya sudah dibuka lowongan sih, tapi entah kenapa susah banget nyari orang yang bisa desain. Eh iya, susah dapat teman yang bisa desain karena yang dicari khusus perempuan. Jadi selama 3 bulan aku desain sendirian, huh susah banget.
Sebenarnya nggak beda jauh sih, ada teman desain atau nggak. Yang jadi masalah itu kalau diburu-buru deadline desain. Sedangkan orderannya tidak hanya satu. Terkadang ada yang ordernya terakhir tapi minta didahulukan, jadi yang urutan awal belum bisa dikerjakan.
Mendesain itu kadang juga membuat mood berubah-ubah loh. Kok bisa gitu? Coba deh bayangkan, kadang kita itu mendesain sesuai permintaan customer. Iya kalo permintaannya sederhana tidak masalah, tapi kadang juga ada yang mintanya aneh-aneh. Kita sebagai desainer pastinya berusaha sebisa mungkin membuat desain sesuai permintaan customer. Tapi sering kali customer itu gampang banget minta revisi desain ini itu ribet banget ganti berulang kali. Dan pada akhirnya minta desain sama seperti yang awal saja. Siapa coba yang nggak kesel? Sabar sih sudah pasti ya, tapi itu yang membuat mood nggak stabil. Apalagi cewek kan. Waduh maaf, kok jadi curhat ya hahaha.
Bukannya kita tidak mau menerima permintaan customer, tapi kalau memang bingung mending minta pendapat desainernya saja. Atau memberi poin-poinnya saja juga bisa, untuk masalah desain ngikut saja agar nanti tinggal revisi kalau ada yang kurang pas. Pernah juga ada customer itu saat disuruh cek desainnya sebelum dicetak bilangnya sudah betul. Ketika dicetak dan sudah jadi, eh ternyata ada yang kurang sesuai. Parahnya, yang disalahkan itu yang desain.
Ketika mendesain tidak ada temannya itu susahnya kalau mau minta pendapat bingung mau tanya siapa. Terkadang kan kita juga membutuhkan pertimbangan ya, membuat 2 macam desain atau lebih untuk dibikin pertimbangan mana yang lebih bagus. Lebih sering sih minta pendapat masalah warna kalau aku.
Jadi aku selama 3 bulan pertama itu aku harus mikir sendiri, itu juga pas lagi masa belajar. Kemudian ada teman baru, tapi hanya 2 bulan saja dia resign. Selanjutnya aku harus jadi desainer sendiri selama kurang lebih 5 bulan. Waw terasa banget kalau lagi banyak orderan. Pusing ditanggung sendiri, tidak ada yang diajak rundingan.
Tapi yang 5 bulan terakhir itu bebannya tidak seberat saat 3 bulan awal yang sendirian. Mungkin karena sudah terbiasa mendesain sendiri. Sudah banyak latihan juga, sehingga potensi kesalahan semakin sedikit. Dengan hal ini aku jadi kepercayaan bosku hehe. Sampai-sampai saat aku minta teman yang bisa desain katanya malah tidak perlu, aku sudah bisa mengatasi semua orderan. Waduuh, bisa sih bisa, tapi ya pusing nggak karuan kalau dikejar deadline.
Seru kok jadi desainer grafis itu. Setiap hari kita akan menemui hal-hal baru, tantangan baru, juga pengetahuan baru. Bagi yang suka tantangan cocok banget dah jadi desainer grafis. Bagaimana nih, masih pengen jadi desainer grafis nggak? Hayuk yang punya potensi desain grafis jangan takut. Ini juga untuk mengasah kemampuan kalian. Okelah segitu saja ya cerita dari aku. Semoga bermanfaat buat kalian.
Baca Juga Artikel Lainnya: