InsyaAllah – Masa penuh keceriaan dan kebahagiaan. Dimana semua yang di sekelilingnya menjaga lisan demi mendamaian satu hati. Yang terucap hanyalah kata-kata lembut menenangkan. Semua mengendalikan diri demi satu jiwa. Itulah masa dimana kita seakan menjadi raja atau ratu. Masa kapan? Sudah jelas itu masa kecil yang tidak akan terulang kembali.
Telinga mungil sering mendengar berbagai macam cerita. Mulai dari cerita dongeng hingga cerita sejarah. Cerita dari siapa dan untuk siapa ? Cerita dari ayah atau ibu untuk sang buah hati. Bahkan bisa juga cerita dari kakek atau nenek untuk sang cucu.
Seperti aku, aku lebih sering mendengarkan cerita dari kakek atau nenek daripada cerita dari ayah atau ibu. Ibuku adalah anak terakhir, jadi tinggal satu rumah dengan kakek dan nenek. Semasa kecil, saat orang tuaku kerja aku di rumah bersama kakek nenek.
Bagian dari Masa Kecilku
Terkadang tiba-tiba jadi rindu saat terlintas bayangan masa kecil yang muncul di pikiran. Masa dimana hanya ada tangis karena hal-hal sepele yang tidak didapatkan. Selebihnya adalah kebahagian yang tak kunjung habis.
Yang sering terlintas di pikiran adalah ketika dulu bermain di rumah bersama simbah dan simbok. Iya simbah dan simbok, itu sebutanku untuk kakek dan nenek. Beliau berdua merawatku sangat sabar. Padahal aku terkadang juga agak nakal dan nggak nurut. Ya begitulah masih anak kecil soalnya.
Bisa dibilang aku cucu kesayangan beliau hehe. Secara kan ya, aku tinggal satu rumah dengan beliau dan saat itu aku cucu terakhir. Karena aku baru mempunyai adik ketika aku sudah kelas 6 SD. Jadi kasih sayang simbah dan simbok hanya untuk aku. Apapun yang aku minta pasti dituruti.
Dari kecil aku memang penakut, meskipun di rumahku sendiri dan saat siang bolong. Kalau aku mau ke kamar atau ke dapur atau kemanalah pasti aku minta diantar sama simbok. Terkadang sampai aku tarik-tarik lengannya karena terlalu lama. Kasian juga sih, tapi ya gimana aku sudah nggak sabar banget.
Seingat aku, simbah dan simbok tidak pernah sampai memarahi aku. Meskipun aku sebandel apapun. Malah terkadang kalau aku dimarahi orang tua selalu dibelain. Gantian orang tua ku yang dimarahi sama simbok hehe. Apalagi simbah, beliau itu orangnya pendiam banget. Jadi kalau lagi sama aku ya cuma diajak bermain apa gitu, tapi jarang bicara.
Yang masih teringat sampai sekarang adalah ketika aku sering bermain pasir di sebelah rumah bersama simbok. Hampir setiap hari, entah pagi, siang, ataukah sore itu pasti. Aku bentuk pasir menjadi rumah-rumahan gitu. Terkadang juga membuat roti-rotian dari pasir dikasih air. Setelah pasir dan airnya tercampur kemudian dibentuk bulat dan dipanaskan di bawah terik matahari. Biasanya aku yang menjadi penjual dan simbok yang jadi pembelinya hehehe.
Ada suatu kejadian yang aku ingat sampai sekarang dan sangat menyesal sekali kenapa hal itu bisa terjadi. Saat itu aku mungkin masih kelas 4 SD. Ketika di luar rumah aku bersama ibuk dan simbok. Postur tubuh simbok itu kurus dan tidak terlalu tinggi juga. Nah aku usil banget saat itu, aku coba tuh gendong simbok. Padahal akupun juga kecil banget sebenarnya, tapi aku bisa mengangkat simbok.
Dan akhirnya jatuhlah kita berdua. Aku dimarahi sama ibu, aku juga menyesal banget kenapa aku kayak gitu. Aku terjatuh diatasnya simbok pula, aduh kasihan banget. Jadi aku nangis bukan karena sakit atau gimana, aku nangis karena aku menyesal dan kasihan lihat simbok jatuh.
Kalau dengan simbah aku sering diajak ke warung. Setiap pagi beliau tidak pernah tuh lupa pergi ke warung, padahal di rumah juga sudah minum kopi. Selain ke warung, simbah tidak pernah pergi kamana-mana. Beliau sudah tidak kuat untuk mengerjakan pekerjaan sawah. Jadi tidak ada kesempatan untuk bertemu dan ngobrol dengan teman-temannya selain di warung.
Keceriaan Memudar
Kala itu aku baru memiliki adik saat sudah kelas 6 SD. Saat hamil berat badan ibu naik dengan drastis, lalu bidan menyarankan untuk USG pada usia kandungan 5 bulan. Ternyata bayinya kembar dan berjenis kelamin laki-laki.
Di samping itu, simbah itu pengen banget punya cucu laki-laki. Diusianya yang tidak muda lagi simbah berharap kalau aku punya adik laki-laki. Alhamdulillah keinginannya simbah terkabul. Saat diberi kabar kalau aku mau punya adik laki-laki beliau senang banget, ditambah lagi ternyata adikku kembar.
Sekitar 2 bulan kemudian adikku lahir. Adikku lahir prematur pada usia kandungan kurang dari 8 bulan. Itu yang membuat adikku kekurangan berat badan dan harus dirawat di inkubatorselama 9 hari. Sempat juga dinyatakan adikku yang lahir terakhir dalam kondisi kritis. Karena mereka lahir dengan jarak 1 jam. Kita semua sudah panik dan hanya bisa berdoa untuk keselamatan adikku.
Setelah 9 hari di rumah sakit adikku sudah diperbolehkan pulang. Pancaran kebahagiaan terlihat di wajah semua orang, terutama simbah dan simbok yang sudah tidak sabar sekali melihat kedua cucu laki-lakinya. Dengan kondisi adikku yang prematur tersebut membuat mereka berdua harus dirawat secara spesial. Jadi simbah dan simbok tidak bisa selalu menggendongnya.
Selang beberapa bulan simbah tiba-tiba sakit. Bukan menderita sakit apa-apa, mungkin memang karena usia beliau sudah tua. Saat itu kalau tidak salah usia adikku masih 4 bulan. Jadi tugas ibu bertambah untuk mengurus simbah yang lagi sakit. Sedangkan ibu masih sedang repot-repotnya mengurus kedua adikku yang masih sangat kecil itu.
Beberapa hari kemudian simbok juga jatuh sakit. Bisa jadi simbok terlalu capek mengurus simbah. Padahal sama ibu sudah dilarang dan disuruh untuk istirahat saja. Mungkin simbok tidak tega melihat ibuku kecapekan harus mengurus seisi rumah sendirian.
Dengan keadaan simbok dan simbah seperti itu tiba-tiba terbayang hal-hal yang aneh-aneh. Ada rasa takut kehilangan yang teramat besar. Belum siap jika harus ada yang pergi. Semua hanya bisa berdoa agar simbah dan simbok segera diberi kesehatan dan panjang umur.
InsyaAllah Akhirnya Hari itu Tiba
Saat itu aku sempat berpikir doaku dikabulkan oleh Allah. Alhamdulillah simbah sudah sehat dan bisa jalan-jalan keluar rumah. Kalau begitu, kemungkinan bisa menjadi penyemangat simbok untuk berjuang agar bisa sehat kembali. Keceriaan akan segera hadir kembali di rumah ini.
Tapi perasaan tenang itu tidak bertahan lama. Selang beberapa hari simbah sakit lagi dan malah tidak bisa apa-apa. Beliau berdua hanya bisa berbaring di atas kasur. Ketika pukul 14.30 ibu membangunkan simbah untuk menyuapi makan. Tapi simbah tidak gerak sama sekali ketika itu. Ibu panik dan akupun takut. Ibu memanggil tetangga untuk memeriksa simbah. Dan ternyata simbah sudah kembali ke pangkuan Illahi.
Kalau tidak salah itu hari Sabtu Wage bertepatan dengan hari lahirnya simbah (tiron kalau kata orang jawa). Karena hari sudah sore dan sembari menunggu keluarga yang masih diluar kota, maka diputuskan bahwa simbah dimakamkan besok paginya. Sebagai rasa terimaksihku karena simbah sering mengantar dan menemaniku kemana-mana maka aku juga ikut kemakam mengantar simbah untuk terakhir kalinya.
Sepeninggal simbah, keadaan simbok semakin memburuk. Beliau sudah tidak bisa untuk berjalan lagi. Sering kali memanggil orang-orang yang sudah meninggal. Kadang juga berkata katanya ada orang yang datang, dan orang tersebut sebenarnya sudah meninggal.
Seakan-akan sudah ada memberi tanda. Pernah juga bilang katanya mau diajak pergi sama simbah. Haduh rasa takut kehilangan itu muncul lagi dan kembali menghantui. Aku belum siap jika harus kehilangan simbok juga.
Pada hari yang sama yaitu Sabtu Wage juga dibulan selanjutnya (tepat 1 bulan), kita sekeluarga kembali berduka. Tepat pukul 12.30 simbok berpulang ke Rahmatullah. Sebelumnya ibu sudah melihat simbok tidur biasa, kemudian ibu pergi sholat. Setelah itu perasaan ibu tidak enak, maka ditengoklah simbok sekalian mau menyuapi makanan. Tapi ternyata simbok sudah terlelap untuk selamanya.
Kebahagiaan telah menyelimuti rumahku dengan bertambahnya 2 anggota baru yaitu adek kembarku. Tapi tidak berselang lama. Setelah itu keluargaku ganti mendapatkan duka yang teramat dalam dengan berpulangnya simbah dan simbok. Tapi semua harus tetap disyukuri, karena yang ada pasti akan tiada. Semua sudah digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Semoga simbah dan simbok husnul khotimah. Dan semoga beliau tidak hanya berjodoh di dunia saja tapi juga sampai Jannah-Nya. Aamiiin
Baca Juga Artikel Lainnya:
- Bersahabat dengan Alam – Bersahabat dengan Kamu
- Panorama Sunset Pantai Tambakrejo – Blitar
- Daftar Dan Cek Penerima Bansos 2022 Lewat Aplikasi
- Pengalaman Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS)
- Jenis Kertas Untuk Kartu Nama yang Berkualitas & Desain Profesional