Pemijahan Ikan Lele – Hai sobat .. Pembahasan masih seputar budidaya ikan lele nih. Kali ini yang dibahas adalah tentang pemijahan ikan lele. Apa sih pemijahan itu? Pemijahan merupakan proses untuk menghasilkan benih dengan melepaskan sel telur dan sperma untuk pembuahan.
Pemijahan adalah bagian terpenting dalam budidaya ikan lele. Karena dengan pemijahan ini lele dapat berkembang menjadi banyak. Teknik pemijahan menjadi penentu hasil dari budidaya.
Jika pemijahannya berhasil maka benih yang dihasilkan juga baik dan akan tumbuh menjadi lele yang berkualitas. Oleh sebab itu pelajari dulu teknik pemijahan ikan lele yang benar.
Cara Pemijahan Ikan Lele
Pemijahan ikan lele terbagi menjadi dua metode. Yang pertama pemijahan secara alami, yaitu ikan lele berkembangbiak dengan sendirinya. Orang yang membudidayakan hanya menyediakan tempat untuk pemijahan.
Sedangkan metode pemijahan yang kedua adalah pemijahan buatan. Di era yang super canggih saat ini menghadirkan beberapa teknik untuk pemijahan yang dapat menghasilkan benih lebih banyak.
Langsung saja kita bahas bersama mengenai kedua metode tersebut.
Pemijahan Ikan Lele Secara Alami
Berkembangbiak merupakan salah satu ciri-ciri dan makhluk hidup. Hal ini dilakukan untuk melestarikan keturunan mereka agar tidak punah. Hewan tidak perlu bantuan dari manusia untuk berkembangbiak.
Seperti pada ikan lele, dia juga berkembangbiak dengan sendirinya meskipun ada juga yang dibantu oleh manusia ketika dibudidayakan. Tidak semua orang yang membudidayakan ikan lele pemijahannya dilakukan oleh orangnya. Tapi ada juga yang dibiarkan berkembang biak sendiri.
Berikut langkah-langkah pemijahan ikan lele secara alami:
1. Siapkan kolam untuk tempat pemijahan
Ukuran kolam yang ideal adalah yang panjangnya 2-3 meter dan lebarnya 1-2 meter dengan kedalaman 1 meter. Agar dapat lebih mudah mengawasi telur hasil pembuahan, sebaiknya dasar kolam terbuat dari semen atau fiberglass.
2. Isi kolam dengan air berkualitas baik
Sebelumnya diisi dengan air, kolam harus dikeringan dan dijemur terlebih dahulu. Kemudian isi air sedalam 30-40 cm. Air yang digunakan harus berkualitas baik, bersih, dan jernih.
Kandungan dari air juga harus kaya akan oksigen, maka tambahkan aerasi pada kolam pemijahan. Bisa juga dengan membuat aliran masuk dan keluar jika tersedia sumber air yang cukup. Debit air diatur 2-3 liter per detik.
3. Pasang kakaban
Kakaban terbuat dari ijuk yang dijepit dengan bambu. Ukurannya sebesar kolam. Jangan sampai kakaban mengapung di atas air. Untuk membuat kakaban tenggelam, maka gunakan batu sebagai pemberatnya.
Fungsi dari kakaban adalah untuk memudahkan pemindahan telur hasil pemijahan, karena dengan adanya kakaban ini telur tidak berhamburan kemana-mana. Kakaban harus kokoh, karena jika indukkannya aktif tidak perlu khawatir akan berantakan.
4. Memilih induk betina dan jantan yang sudah matang gonad
5. Pilih sepasang ikan lele yang memiliki bobot seimbang
Hal ini dimaksudkan agar salah satu induk tidak ketakutan dengan induk yang lain. Karena kesimbangan bobot sangat berpegaruh terhadap keberhasilan pemijahan.
6. Masukkan indukan ikan lele ke kolam
Sore hari merupakan waktu yang tepat untuk memasukkan indukan ke dalam kolam pemijahan. Karena biasanya proses pemijahan ikan lele berlangsung ketika jam 11 malam hingga jam 5 pagi.
Kolam ikan lele harus ditutup agar indukan tidak loncat keluar kolam saat pemijahan. Saat pemijahan sudah selesai, telur akan menempel pada kakaban. Telur akan berwarna transparan jika berhasil dibuahi. Sedangkan yang gagal dibuahi akan berwarna putih susu.
7. Angkat indukan ikan lele dari kolam
Indukan lele harus segera di angkat dari kolam agar tidak memakan telur hasil pemijahan. Karena induk betina akan merasa lapar setelah proses pemijahan.
8. Proses penetasan telur
Setelah proses pemijahan, langkah selanjutnya adalah penetasan. Proses ini dapat dilakukan di kolam pemijahan langsung atau bisa juga di tempat lain, seperti di akuarium, fiberglass atau kolam terpal.
Suhu dan suplai oksigen harus terus diperhatikan ketika proses penetasan ini. Suhu distabilkan pada kisaran 28-29 derajat Celcius.
Telur akan menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam. Larva yang telas menetas akan bertahan selama 3-4 hari tanpa diberikan pakan. Kemudian lanjutkan proses pembesaran larva.
Jika ada larva yang mati atau telur yang gagal harus segera dipisahkan agar tidak tumbuh menjadi jamur.
Pemijahan Ikan Lele Secara Buatan
Seiring dengan berkembangnya teknologi serta kemajuan perikanan dan pertanian, sehingga banyak ahli yang melakukan penelitian tentang pemijahan ikan lele. Sampai akhirnya muncullah ide pemijahan ikan lele buatan.
Pemijahan ikan lele buatan adalah pemijahan yang dilakukan dengan bantuan manusia. Pemijahan buatan lebih maksimal dibanding pemijahan secara alami. Telur yang dihasilkan juga lebih banyak.
Pemijahan buatan dilakukan dengan menyuntikkan hormon pada indukan betina agar memasuki waktu gonad atau kematangan dengan cepat.Hal ini dimaksudkan intuk memaksa indukan bertelur.
Inilah macam-macam pemijahan ikan lele secara manual:
1. Pemijahan dengan penyuntikan hipofisa
Sebenarnya langkah-langkah untuk pemijahan hipofisa ini hampir sama dengan pemijahan alami. Hanya saja perbedaannnya ketika sebelum proses pemijahan dilakukan penyuntkan dulu pada indukan lele.
Proses penyuntikan dapat dilakukan pada induk jantan atau induk betina. Penyuntikan hipofisa bertujuan untuk merangsang pertumbuhan dan pematangan sel telur. Inilah yang menyebabkan hasil pemijahan lebih maksimal.
Kelenjar hipofisa diperoleh dari ikan donor, bisa dari ikan lele atau ikan emas dewasa. Ikan donor sebaiknya memiliki bobot yang sama dengan indukannya. Agar induk ikan memperoleh dosis hipofisa yang tepat.
Mendapatkan kelenjar hipofisa dengan cara membelah kepala ikan. Alat yang dibutuhkan adalah:
- Tang penjepit
- Pinset
- Pisau
- Gelas atau tabung reaksi
- Gelas penggerus
- Suntikan
Berikut langkah-langkahnya:
- Potong bagian pangkal kepala ikan dengan pisau yang bersih
- Buka mulut ikan lele, kemudian belah menjadi bagian atas dan bawah kepala. Ambil kepala yang bagian atas, kemudian bersihkan dari darah
- Buang tulang penutup hipofisa dengan tang penjepit dan angkat kelenjar hipofisa. Kelenjar hipofisa berupa butiran berwarna putih
- Gerus kelenjar hipofisa menggunakan gelar penggerus, encerkan dengan air aquadestilata sebanyak 2 ml
- Hipofisa yang sudah dicampur dipindah ke tabung kemudian kocok selama 2-3 menit. Kemudian biarkan selama 5 menit. Cairan akan memisah menjadi endapan di bagian bawah dan cairan jernih di atas
- Ambil cairan jernih tersebut menggunakan jarum suntik
- Tutup kepala indukan dengan kain basah
- Suntik secara perlahan pada otot punggung dengan kemiringan 30o-60o dari arah ekor sedalam 1,5-2,5 cm
- Kemudian urut punggung supaya cairan menyebar merata
- Masukan induk jantan dan betina yang sudah disuntik ke kolam pemijahan
- Proses selanjutnya saam dengan proses pemijahan alami
2. Pemijahan dengan penyuntikan hormon perangsang
Teknik pemijahan dengan penyuntikan hirmon perangsang ini lebih mudah dan praktis karena tidak memerlukan ikan donor. Resiko kegagalan dalam mengekstrak hipofisa juga tidak ada.
Hormon yang banyak dijual adalah hormon ovaprim dan chorulan. Hormon tersebut mempengarungi kelenjar hipofisa yang berfungsi merangsang pertumbuhan dan pematangan sel telur.
Yang disuntik adalah dari kedua induknya, yaitu induk jantan dan induk betina. Kedua induk tersebut juga harus sudah matang gonad. Dosis penyuntikan dengan menggunakan hormon perangsang ovaprim adalah 0,3-0,5 ml per kg bobot induk. Bisa juga disesuaikan dengan petunjuk pemakaian. Sebelum disuntikan, hormon perangsang seperti ovaprim harus diencerkan dengan aquadestilata 3 kali lipatnya.
3. Pemijahan ikan lele in vitro
Pemijahan in vitro adalah pemijahan yang pembuahannya dilakukan oleh manusia pada tabung atau wadah. Pada teknik pemijahan ini, induk jantannya dibunuh untuk diambil spermanya, sedangkan induk betinanya disuntik.
Penyuntikan bisa menggunakan kelenjar hipofisa ataupun hormon perangsang. Kemudian diurut bagian perutnya agar sel telurnya keluar. Pemijahan ikan lele in vitro membutuhkan alat dan bahan yang bersih dan steril sebagai berikut:
- Mangkuk plastik atau kaca
- Bulu ayam
- Tisu
- Pisau
- Gunting
- Pinset
- Suntikan
- Sodium klorida 0,9% (cairan infus)
Untuk penetasan telur bisa menggunakan akuarium, fiberglass, atau bak terpal plastik. Beginilah langkah-langkah pemijahan in vitro:
- Bedah perut ikan indukan jantan secara membujur untuk mengambil spermanya
- Ambil kantong sperma yang berbentuk pipih memanjang berwarna putih. Potong kantong sperma menggunakan gunting dan tampung dalam mangkuk
- Keluarkan sel telur dari induk betina yang sudah disuntik 8-10 jam sebelumnya dengan cara mengurut perutnya ke arah kelaminnya. Tampung menggunakan mangkuk
- Sedikit campur sel telur dengan sperma menggunakan bulu ayam di dalam mangkuk. Encerkan campuran tersebut dengan air bersih dan aduk perlahan sampai rata
- Masukkan campuran tersebut ke dalam kolam penetasan dengan menebarnya menggunakan bulu ayam
- Lakukan pengayaan oksigen pada kolam penetasan menggunakan aerotor. Aerotor jangan terlalu kencang yang dapat menggoncang telur, tetapi juga jangan terlalu kecil
Lele merupakan jenis ikan air tawar yang mudah untuk dibudayakan. Penjelasan di atas mengenai pemijahan ikan lele juga mudah untuk diikuti. Selain itu, budidaya ikan lele juga dapat menyesuaikan dengan budget yang kita miliki, yaitu dengan pemilihan jenis pakan ikan lele yang sesuai.
Semoga informasi di atas dapat membantu para pembaca, terutama bagi yang baru membudidayakan ikan lele. Selamat mencoba dan semoga sukses.